Gunung Raung Erupsi, Penerbangan Bandara Juanda Masih Beroperasi Normal

Puncak Gunung Raung - (Instagram/raung.sejati)
Puncak Gunung Raung - (Instagram/raung.sejati)

Sidoarjo – Bandara Internasional Juanda Surabaya memastikan bahwa operasional penerbangan hingga Rabu malam masih belum terdampak oleh erupsi Gunung Raung. Walaupun material abu vulkanik keluar hingga ketinggian 1.500 meter dari puncak Gunung Raung.

“Tidak ada, sampai pukul 20.00 WIB, tadi tidak ada. Semuanya normal,” kata Humas Bandara Internasional Juanda Yuristo Ardi Hanggoro, Rabu (27/7), seperti dilansir dari Okezone.

Sementara itu, Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Raung Mukijo mengungkapkan bahwa pihaknya sudah memberitahukan status erupsi Gunung Raung pada otoritas penerbangan dengan menerbitkan VONA. Dengan penerbitan VONA tersebut, Mukijo menjelaskan, agar tak ada pesawat yang melintas di atas kawasan Gunung Raung. “Kami sampaikan peringatan ke otoritas penerbangan. Sangat berbahaya bagi penerbangan, makanya kami terbitkan VONA itu,” ungkap Mukijo.

Sebelumnya, Gunung Raung dinyatakan mengalami erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik. Pos PGA Gunung Raung mencatat bahwa erupsi terjadi pada pukul 17.19 WIB sampai jam 17.28 WIB, Rabu (27/7). Material abu vulkanik meluncur ke arah barat dan barat laut menuju 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso, yang berakibat hujan abu. Akan tetapi, sampai sekarang petugas pos PGA Gunung Raung masih menyatakan gunung setinggi 3.322 Mdpl ke dalam level I atau normal.

Pihak Pos PGA Gunung Raung juga sementara ini terpaksa menutup jalur pendakian. Petugas PPGA Raung Burhan Alethea menuturkan bahwa sejak Kamis (28/7), wisatawan atau masyarakat diminta untuk tidak mendekati puncak Gunung Raung karena berbahaya. “Kami juga mengimbau para pendaki tidak berkemah di sekitar puncak, bibir, dan kaldera kawah Gunung Raung,” papar Burhan.

Larangan itu dilakukan guna menghindari potensi bahaya gas-gas vulkanik Gunung Raung yang berpotensi membahayakan jiwa manusia. “Jika gas vulkanik muncul dan terhirup itu sangat berbahaya. Maka dengan itu, kami meminta kesadarannya untuk sementara waktu tidak melakukan pendakian hingga kondisi aman,” pungkas Burhan.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*