Insiden Lion Air Putar Balik, Bandara Juanda: Kami Rutin Cegah Bird Strike

Maskapai Lion Air - www.radarcirebon.com
Maskapai Lion Air - www.radarcirebon.com

SURABAYA – Bandara Internasional Juanda mengklaim pihaknya rutin mengurangi bahaya wildlife, termasuk mengantisipasi gangguan serangan burung atau bird strike. Ini menyusul kabar pesawat Lion Air JT-600 rute Surabaya-Makassar yang harus kembali ke Bandara Juanda gara-gara menerima gangguan burung beberapa waktu yang lalu.

“Secara konsisten selalu kami laksanakan karena ini bukan hanya merupakan tanggung jawab PT Angkasa Pura I semata-mata, tetapi juga seluruh stakeholder di sekitar wilayah bandara,” papar Manager Relation Bandara Juanda, Yuristo Ardhi Hanggoro, dilansir dari Detik. “Upaya rutin yang dilaksanakan adalah pemotongan rumput, pemasangan bird deterrent control (alat yang mengeluarkan suara untuk mengusir burung), dan patroli bird strike menggunakan bird strike car 4 kali sehari.”

Yuristo menambahkan, patroli tersebut dilakukan oleh gabungan personel Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF), Aviation Security, dan Apron Movement Controller (AMC). Patroli bird strike sendiri adalah dengan cara melakukan pengusiran kawanan burung di sekitar runway memakai mobil dilengkapi pengeras suara yang berbunyi berbagai suara hewan predator.

Menurut Yuristo, jenis burung yang biasanya banyak terbang di sekitar Bandara Juanda adalah jenis burung kuntul kerbau dan burung belibis. Burung-burung ini biasanya kumpul di pond (kolam) bandara yang terletak di barat dan timur. Jadi, selain memasang alat pengeras suara di mobil, pihaknya juga menempatkan alat yang sama di dekat pond timur.

Beberapa waktu lalu, pesawat Lion Air rute Surabaya-Makassar dengan nomor penerbangan JT-800 terpaksa melakukan return to base (RTB) atau kembali ke Bandara Juanda gara-gara gangguan burung. Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang M. Prihantoro, mengklaim bahwa pesawat tersebut telah dipersiapkan secara tepat, dinyatakan layak dan aman dioperasikan melalui pengecekan awal (preflight check).

Pesawat tersebut, urainya, dijadwalkan lepas landas pukul 16.20 WIB dengan membawa tujuh kru dan 222 penumpang. Fase mengudara (take off) berjalan normal. Namun, berkisar 15 menit, ada indikator di kokpit yang menunjukkan indikasi tidak sesuai dengan yang semestinya, sehingga perlu dilakukan pengecekan kembali. Pilot pun memutuskan kembali ke bandara. “Hasil pengecekan menunjukkan pesawat bagian depan sebelah kanan mengalami bird strike,” kata Danang.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*