Antisipasi Pengalihan Penerbangan, Bandara Juanda Siapkan 12 Parkir Stand

Surabaya – Gunung Agung yang terletak di Karangasem, Bali kembali mengalami erupsi pada Senin (2/7) pukul 21.04 WITA. Gunung Agung meletus menyemburkan kawah panas dan abu tebal ke awan menuju arah barat.

“Memang saya dengar meletus (Gunung Agung). Petugas siaga selalu dan sudah diantisipasi jika harus ada pesawat divert ke Bandara Juanda,” kata Khatim, General Manager Air Navigation Nasional Surabaya, Senin (2/7), seperti dilansir Tribunnews.

Sampai pukul 23.00 WIB atau pukul 00.00 WITA menurut Khatim masih belum terdapat laporan pesawat yang divert. Walau begitu, pihak AirNav mengaku bahwa persiapan divert telah matang dan dapat memberikan pelayanan maksimal terhadap para pengguna jasa. “Kami sudah siaga dan sudah pasti mengantisipasi pesawat divert. Data penerbangan darurat atau divert akan dikumpulkan dan dilaporkan Selasa (3/7/2018),” ujarnya.

Hingga hari Selasa (3/7) rupanya tidak ada penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar akibat erupsi Gunung Agung. Meski demikian, pihak Bandara Internasional Juanda mempersiapkan 12 parkir pesawat untuk antisipasi apabila terdapat pesawat yang divert atau pengalihan karena adanya penutupan bandara.

“Kami tetap siapkan antisipasi parkir stand untuk menampung pesawat yang divert atau dialihkan pendaratannya akibat erupsi Gunung Agung,” ungkap Communication and Legal Section Head Bandara Juanda Yuristo Ardhi, Selasa (3/7).

Sebanyak 12 parkir pesawat tersebut sengaja disiapkan untuk menampung 2 jenis pesawat, antara lain 6 parkir pesawat berjenis wide body dan 6 parkir pesawat berjenis narrow body. Yuristo memastikan sampai pukul 08.15 WIB penerbangan dari Bandara Juanda ke Bandara Ngurah Rai masih berlangsung dengan normal. “Baik kedatangan maupun keberangkatan normal tidak ada penundaan maupun pembatalan,” ucap Yuristo.

Sementara itu, 2 bandara di wilayah Jawa Timur, yakni Bandara Notohadinegoro Jember dan Bandara Banyuwangi sempat ditutup sementara karena terkena paparan abu vulkanik Gunung Agung. Pihak otoritas bandara terpaksa menutup kedua bandara tersebut karena khawatir dengan aktivitas penerbangan dari dan menuju kedua bandara itu. “Ini kondisi alam. Tidak bisa dilawan. Maka penumpang yang telah membeli tiket, bisa mengembalikan,” ujar Kepala Bandara Notohadinegoro Jember, Edi Purnomo.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*