JAKARTA/DENPASAR – PT Angkasa Pura I melaporkan bahwa mereka mengalami kerugian mencapai angka Rp744 miliar pada tahun 2022 lalu. Kerugian tersebut mencakup 15 bandara yang dikelola perseroan, dengan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menjadi yang paling buntung. Meski bandara di kota lain seperti Surabaya, Balikpapan, Makassar, dan Jayapura meraup laba, jumlahnya tidak begitu besar.
“PT Angkasa Pura I merugi karena jumlah penumpang yang turun drastis sejak pandemi Covid-19, dengan perseroan melayani 86 juta penumpang, melorot drastis sejak virus corona mulai berkecamuk pada tahun 2020,” terang General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan, dikutip dari Detik Bali. “Pada tahun 2021, penumpang Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai hanya 3,7 juta.”
Handy melanjutkan, kerugian sebesar Rp744 miliar tersebut mencakup 15 bandara yang dinaungi PT Angkasa Pura I. Ia juga tidak menampik jika Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menjadi yang paling merugi dibandingkan bandara lainnya. Lima bandara yang dinaungi seperti Denpasar, Surabaya, Balikpapan, Makassar, dan Jayapura memang untung pada tahun 2022. “Namun labanya tidak begitu besar, terlebih sepuluh bandara lainnya mengalami kerugian,” sambung Handy.
Karena itu, pada tahun ini, PT Angkasa Pura I akan berhemat, tetapi tidak dijelaskan tentang langkah penghematan tersebut. Handy cuma mengatakan bahwa pihaknya optimistis peningkatan penumpang mulai terjadi pada tahun ini, mengingat pandemi sudah dinyatakan sebagai endemi. Selain itu, penerbangan rute internasional pun sudah tidak memerlukan karantina lagi.
Sebelumnya, pada November 2022 lalu, meskipun jumlah penumpang pesawat udara terus meningkat setelah sempat terpuruk imbas pandemi Covid-19, ternyata PT Angkasa Pura I mengaku masih mengalami kerugian. Menurut perseroan, sepanjang tahun 2022 hingga bulan Oktober, mereka mengalami kerugian sebesar Rp813 miliar dan kemungkinan masih belum berubah hingga akhir tahun.
“Kinerja perusahaan sebenarnya telah mengalami pemulihan. Secara bulanan, perusahaan telah mencatat untung mulai bulan Juli dan diproyeksikan berlanjut hingga Desember. Namun, secara total sepanjang 2022 masih rugi,” terang Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi, saat itu seperti dilansir dari Detik Finance. “Yang jelas, kalau 2022 EBITDA-nya sudah positif, cashflow sudah positif, tetapi net profit masih negatif.”
Leave a Reply