Sidoarjo – Pandemi virus corona (Covid-19) yang melanda Indonesia saat ini sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek hidup masyarakat, termasuk aspek kesehatan. Pada kelompok ibu hamil dan balita pun dinilai rawan muncul permasalahan gizi. Hal itu pula yang menjadi perhatian khusus dari pihak manajemen PT Angkasa Pura (AP) I Cabang Bandara Internasional Juanda, Surabaya.
“Imun yang terjaga menjadi kunci utama untuk membentengi diri kita dari penyakit, salah satunya dapat diupayakan dengan pemenuhan gizi. Kelompok ibu hamil dan balita tentu memiliki kebutuhan gizi lebih yang harus terpenuhi. Bagi ibu hamil, gizi tersebut tidak hanya untuk ibu namun juga janin, sementara pemenuhan gizi bagi balita sangat diperlukan agar masa pertumbuhan dan perkembangannya tidak terganggu,” kata PTS. General Manager Bandara Juanda MMA. Indah Preastuty, Jumat (2/10), seperti dilansir Tribunnews.
Oleh sebab itu, program Bina Lingkungan Berkelanjutan yang seharusnya dilakukan dalam bentuk Pelayanan Kesehatan Keliling diubah menjadi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Balita Bawah Garis Merah (BGM). Dalam pelaksanaan program itu, AP I Cabang Juanda menggandeng Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo.
“Di situasi pandemi ini, tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan orang dalam jumlah banyak, seperti Puskesmas Keliling. Sehingga sebagai wujud tanggungjawab perusahaan kami tetap menjalankan program kesehatan masyarakat dalam bentuk pemberian makanan tambahan,” ungkap Indah.
“Sasarannya adalah ibu hamil dan balita yang ada di 16 desa di sekitar area bandara. Jumlah sasaran adalah sebanyak 45 ibu hamil KEK dan 23 balita BGM,” imbuhnya. Program tersebut akan dilaksanakan selama 90 hari atau 3 bulan sejak Oktober sampai Desember 2020.
Selama periode tersebut pemberian makanan tambahan dilakukan tiap minggu pertama dan ketiga. Sedangkan konsultasi dan pemantauan dilakukan pada minggu kedua dan keempat tiap bulannya. Selama program berlangsung Puskesmas Kecamatan Sedati akan menugaskan petugas gizi, bidan desa, perawat, dan para kader di masing-masing desa untuk melakukan pemantauan dan penyuluhan.
“Sehingga, harapan kami program ini tepat sasaran. Kami berharap juga melalui program yang kami berikan, dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan tercukupinya nilai gizi bagi ibu hamil dan balita sehingga ibu dan bayi yang dilahirkan sehat dan tumbuh kembang balita tidak terganggu,” tutupnya.
Leave a Reply