Vaksin Meningitis Terlalu Mepet, Bandara Juanda Tolak Puluhan Calon Jemaah Umrah

Jamaah Haji dan Umrah di Tanah Suci - www.liputan6.com

Sidoarjo – Bandara Internasional Juanda, Surabaya rupanya baru saja menolak lebih dari 30 calon jemaah umrah asal Pamekasan yang tadinya dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci Makkah. Pasalnya, para CJU (Calon Jemaah Umroh) tersebut baru memperoleh vaksinasi meningitis sepekan sebelum jadwal keberangkatan.

Pihak KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) menetapkan bahwa suntik atau vaksin meningitis tidak boleh dilakukan kurang dari 10 hari sebelum keberangkatan. Hal itu sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Alhasil, para CJU kecewa karena batal berangkat umrah sesuai jadwal.

“Saya sedih, saya orang enggak punya, saya sudah kumpulkan uang bertahun-tahun, ternyata sekarang enggak boleh berangkat,” kata salah satu calon jemaah berusia lanjut sembari menangis di lantai Bandara Juanda, Senin (15/8), seperti dilansir dari Memorandum.

Berdasarkan surat edaran yang diterima oleh pihak KKP, suntik meningitis direkomendasikan oleh para ahli vaksin dilakukan 14 hari sebelum keberangkatan. Akan tetapi, puluhan calon jemaah umrah tersebut ternyata baru melakukan vaksin kurang dari 10 hari keberangkatan. KKP pun melakukan koordinasi dengan pihak Imigrasi supaya tidak memberangkatkan jemaah tersebut ke Tanah Suci. “Kami hanya menjalankan tugas sesuai prosedur,” kata salah satu petugas KKP di Bandara Juanda.

Sementara itu, ratusan biro travel umrah yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pengusaha Travel Umrah dan Haji (FK Patuh) Jawa Timur turut prihatin atas gagalnya calon jemaah umrah berangkat melalui Bandara Juanda hanya karena suntik vaksin meningitis yang jadwalnya terlalu mepet.

“Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Masyarakat menjadi korban akibat regulasi yang belum pernah dilakukan sosialisasi ini. Ingat, Allah akan membalas orang-orang yang berniat jahat menghalangi orang beribadah,” kata H A. Bajuri, Ketua FK Patuh Jawa Timur.

Bajur menuturkan, seharusnya sebelum ada penindakan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu, khususnya pada biro travel umrah. “Jika sudah dikomunikasikan, pasti teman-teman biro umrah akan mentaati dan memberitahu kepada jemaah,” bebernya.

“Terbukti sebelumnya, sejak umrah dibuka pada Januari lalu, jika jemaah belum punya kartu kuning (meningitis) maka disuntik di bandara. Begitu juga jika suntik vaksinnya kurang dari 10 hari, cukup diberi tablet antibiotik ciprofloxacin. Kenapa tiba-tiba peraturan berubah tanpa pemberitahuan,” imbuh Bajuri.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*