Erupsi Gunung Raung Mereda, Penerbangan Surabaya-Banyuwangi Kembali Dibuka

Erupsi Gunung Raung mereda - www.cnnindonesia.com

SURABAYA/BANYUWANGI – Setelah sempat berhenti beroperasi selama kurang lebih enam hari akibat erupsi Gunung Raung, sejumlah penerbangan tujuan Banyuwangi akhirnya kembali dibuka pada Minggu (14/2) kemarin. Ada enam rute penerbangan yang kembali dijalankan, termasuk Jakarta-Banyuwangi PP via Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Surabaya-Banyuwangi PP via Bandara Internasional Juanda, dan Banyuwangi-Denpasar PP.

“Iya benar, Bandara Banyuwangi sudah kembali dibuka, dan sudah ada empat penerbangan sejak pagi tadi. Rencana hari ini (kemarin) melayani enam penerbangan,” jelas Executive General Manager PT Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandara Banyuwangi, Cin Asmoro, dilansir dari Merdeka. “Enam penerbangan itu berasal dari maskapai Citilink Indonesia.”

Sementara itu, lanjut Cin, Garuda Indonesia dan Batik Air dengan rute Bandara Soekarno-Hatta menuju Banyuwangi PP belum mengoperasikan pesawatnya setelah seminggu penerbangan Banyuwangi lumpuh karena abu vulkanik erupsi Gunung Raung. Pembukaan Bandara Banyuwangi sendiri dilakukan setelah pihaknya melakukan paper test dan pemantauan lewat radar BMKG maupun Airnav, selanjutnya diteruskan koordinasi ke pihak Otoritas Bandara Wilayah 3 Surabaya.

Seperti diketahui, Bandara Banyuwangi harus ditutup sejak Minggu (7/2) lalu akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Raung. Lima hari sejak penutupan bandara, tercatat ada 29 penerbangan yang akhirnya dibatalkan. Selain itu, ada satu pesawat yang tertahan di bandara lantaran lintasan pesawat tertutup abu vulkanik sehingga dapat membahayakan keselamatan penerbangan.

Namun, dalam dua hari terakhir, aktivitas Gunung Raung perlahan menurun. Selain kegempaan yang sudah dominan pada amplitudo 1 mm, material abu vulkanik sudah tidak keluar secara terus-menerus. Sementara itu, suara gemuruh dan pantulan cahaya api imbas aktivitas erupsi mereda. “Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 300 hingga 500 meter di atas puncak kawah,” papar Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Mukijo.

“Abu vulkanik Gunung Raung saat ini hanya keluar sesekali. Abu hanya keluar dengan durasi waktu yang tidak bisa dipastikan. Begitu pula pantulan cahaya api dari asap tak nampak. Suara gemuruh pun tidak terdengar,” sambung Mukijo. “Paling tidak setengah jam sekali. Suara gemuruh sudah tidak terdengar lagi. Begitu juga cahaya api, sudah tidak tampak lagi sejak tadi malam.”

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*