Jakarta – Adanya penutupan penerbangan penumpang setelah pemerintah menetapkan larangan mudik rupanya berdampak pada angkutan barang atau kargo. Pasalnya, selama ini pengiriman barang masih mengandalkan bagasi penerbangan reguler.
“Logistik menjadi sangat terganggu karena penerbangan kargo sangat sedikit dan jadwalnya tidak pasti. Akibatnya, terjadi penumpukan ratusan ton kargo di bandara transit,” kata Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldi Ilham Masita, Selasa (28/4), seperti dilansir Tempo.
Zaldi menjelaskan, barang-barang tersebut sebagian besar menumpuk di gudang Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Internasional Juanda Surabaya, dan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Lambatnya pengiriman barang lewat angkutan udara ini juga memengaruhi kinerja logistik.
Sejak penerbangan disetop, kinerja angkutan logistik via udara menurut Zaldi telah anjlok mencapai 80%. Padahal, di masa pandemi virus corona (Covid-19) seperti sekarang ini permintaan masyarakat untuk mengirim barang tujuan luar kota justru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. “Sangat disayangkan kapasitas angkutan kargo udara malah menurun,” terang Zaldi.
Ia pun mengharapkan agar pemerintah segera turun tangan guna memastikan kinerja pengiriman kargo tidak terhambat oleh kebijakan penutupan operasional penerbangan di Indonesia. “Karena angkutan udara sangat penting, apalagi membawa alat-alat kesehatan ke berbagai daerah dan pengiriman bahan makanan dari daerah ke kota-kota besar,” tuturnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 jumlah barang yang diangkut dari Bandara Juanda Surabaya rata-rata sebanyak 116,5 ribu kg per hari atau lebih dari 43 juta kg per tahun. “Dengan volume itu, bandara tersebut menempati peringkat 3 untuk pengangkutan udara barang domestik di Indonesia sesudah Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng Jakarta dan Bandara Sentani Jayapura,” kata Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Joni Gusmali pada CNBC Indonesia.
Sementara itu, untuk jalur pengiriman kargo via udara, terdapat 6 besar tujuan pengangkutan udara barang dari Bandara Juanda, yaitu Cengkareng Jakarta, Balikpapan, Makassar, Batam, Kupang, dan Banjarmasin. Disusul dengan 30 bandara lain di wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia. “Dengan demikian bandara Surabaya merupakan pusat distribusi kargo udara baik ke arah barat, utara, maupun wilayah timur Indonesia,” bebernya.
Oleh sebab itu, ia berharap agar angkutan kargo udara dapat dijaga supaya tetap beroperasi dengan menitikberatkan perhatian pada kargo khusus yang mengangkut alat-alat kesehatan, masker, obat-obatan, makanan, uang tunai, dan barang e-commerce.
Leave a Reply