Surabaya – Dalam acara Focus Group Discussion, Collaborative Destination Development (CDD) yang diselenggarakan oleh PT Angkasa Pura (AP) I, Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan AP I untuk mampu mendatangkan 1 juta wisatawan hingga tahun 2025.
“Jatim punya kawasan Bromo Tengger Semeru yang menakjubkan. Kalau tak bisa datangkan wisatawan sebanyak ini, kalian lelet,” ungkap Menpar Arief Yahya, seperti dilansir Tribunnews.
Manajemen Bandara Juanda, Garuda Airlines, Dinas Pariwisata Jawa Timur (Jatim), dan para pelaku bisnis wisata termasuk hotel dan agen travel harus mampu berkolaborasi agar dapat mewujudkan target 1 juta wisatawan ke wilayah Jawa Timur. “Kami apresiasi Angkasa Pura yang menginisiasi acara begini. Semua harus sinergi,” ujar Arief.
Sementara itu Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Angkasa Pura I, Moch Asrori mengaku optimis jika pihaknya dapat memenuhi target 1 juta wisatawan mancanegara (wisman) ke Jatim pada 2025. “Jika melihat pertumbuhan pergerakan penumpang mancanegara selama beberapa tahun terakhir, kami optimis dapat mencapai target 1 juta kunjungan wisman ke Jawa Timur pada 2025, bahkan dapat tercapai lebih awal,” tutur Asrori.
Langkah awal AP I adalah menjadikan Bandara Internasional Juanda sebagai gerbang utama wisatawan di Jatim. “Kesan pertama sebuah wisata ada di Bandara. Kalau bandara mengesankan bikin wisatawan terkesan. Tapi kami bangga, Bandara Juanda telah menyajikan semua etalase destinasi wisata di Jatim,” jelasnya.
Pada tahun 2016 tercatat 612.412 kunjungan wisman melalui Bandara Juanda, naik 32% dari jumlah kunjungan wisman tahun 2015 lalu sebanyak 463.596 wisman. Bahkan jika kunjungan tahun 2015 dibandingkan dengan 2014, maka jumlahnya terpantau mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni 54%, dengan total kunjungan tahun 2014 hanya 300.009 orang.
“Kami selaku pengelola bandara mendukung penuh rencana dan target Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mendatangkan wisatawan ke Jawa Timur,” imbuh Asrori.
Salah satu bentuk dukungan yang diberikan oleh AP I adalah dengan memberi insentif bagi maskapai yang membuka atau menambah rute baru berupa biaya pendaratan (landing fee) secara gratis. “Kami mendorong para maskapai untuk membuka rute baru atau menambah frekuensi terbang dengan memberikan insentif penggratisan landing fee. Dengan bertambahnya rute baru dan frekuensi terbang, maka pergerakan penumpang akan bertumbuh yang pada akhirnya diharapkan akan mendorong industri pariwisata daerah,” tandasnya.
Leave a Reply