Pembebasan lahan untuk pembangunan kereta api di lingkup Bandara Internasional Soekarno-Hatta kini dikabarkan sudah memasuki tahap akhir. Pihak operator sekarang tinggal melengkapi berkas dan membayar kepada masyarakat yang tanahnya tergusur proyek ini.
“Rapat terakhir sudah dilakukan dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), Kementerian Pekerjaan Umum, dan BPN beberapa minggu lalu,” ujar Camat Batuceper, Mulyanto. “Dalam rapat tersebut, dijelaskan kepada masyarakat perihal kejelasan pembayaran.”
Ditambahkan Mulyanto, dengan penjelasan itu, masyarakat yang sebelumnya banyak yang protes, kini sudah menjadi tenang karena sudah mendapat kepastian. “Adapun sistem pembayaran, akan dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku melalui transfer rekening dengan menunjuk empat bank yang telah diajak bekerjasama,” sambungnya.
“Masyarakat juga mengakui bahwa pembebasan lahan yang dilakukan untuk pembangunan lintasan kereta bandara mendapat keuntungan dari harga yang dibayarkan oleh pemerintah,” lanjut Mulyanto. “Mereka malahan ada yang sudah berencana untuk membuat usaha dengan uang yang akan dibayarkan nantinya.”
Proyek kereta bandara itu sendiri sudah dikerjakan sejak September lalu. Nantinya, moda transportasi tersebut akan memutar ke seluruh terminal, seperti Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3, dan connecting building yang menjadi penghubung antar-terminal dengan pusat perbelanjaan yang berada di tengah-tengah terminal.
Panjang lintasan untuk kereta bandara dengan sistem tanpa awak (Automated People Mover System) ini sekitar 2,98 km dan memiliki teknologi sinyal modern atau dikenal dengan Communication Based Train Control (CBTC). Proyek yang menghabiskan anggaran Rp531 miliar itu ditargetkan rampung pada pertengahan tahun 2017 mendatang.