Jakarta – PT Angkasa Pura I (Persero) akan menyelaraskan arah pengembangan perusahaan dengan agenda pembangunan nasional tahun 2021 depan, khususnya untuk mendukung program RPJMN Superhub. Langkah ini dilakukan salah satunya lewat pengelolaan bandara di luar negeri.
Menurut VP Corporate Secretary PT Angkasa Pura I, Handy Heryudhitiawan, sejauh ini sudah ada 7 dari 10 bandara hub primer yang sudah dikelola oleh AP I. Hal tersebut tentunya akan memudahkan perusahaan dalam melakukan penyesuaian program pemulihan ekonomi nasional. Tak hanya pengembangan bandar udara, rencana untuk mengelola bandara di luar dan dalam negeri juga tetap dilanjutkan sesuai dengan kapasitas keuangan perusahaan di masa pandemi virus corona (Covid-19) ini.
“Kami juga akan berupaya mengakuisisi atau mengoperasikan bandara baru sesuai rujukan pemerintah dengan tetap menyelaraskan antara RPJMN dengan kapasitas keuangan perusahaan pascakondisi Covid-19,” tutur Handy, Minggu (22/11), seperti dilansir Bisnis.
Di samping itu, Handy juga mengatakan bahwa sampai akhir tahun ini masih menjalin kerja sama dengan Incheon International Airport Corporation (IIAC) untuk menjajaki peluang kerja sama pengelolaan bandara-bandara potensial di dalam negeri maupun luar negeri. Salah satunya berkaitan dengan pengelolaan Terminal 4 Bandara Internasional Kuwait dan tender pengelolaan Bandara Hang Nadim Batam. Dalam rencana tersebut, PT AP I bakal mengirimkan tenaga ahli yang dimilik pada tahun 2021-2023.
Selain itu, AP I bersama IIAC juga berencana untuk masuk dalam seleksi pengelolaan Bandara Internasional Jeddah di masa yang akan datang. “Ini merupakan salah satu strategi perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya sekaligus menegaskan komitmen Angkasa Pura I untuk memperluas jaringan pengelolaan di kancah internasional,” jelas Handy.
AP I sudah mempersiapkan Rebound Strategi sebagai inisiatif strategis dalam menghadapi fase berikutnya dari pandemi Covid-19. Misalnya dengan penguatan Portofolio Bisnis Baru, mengembangkan adjacent business untuk memperkuat portofolio. Kemudian menciptakan new business stream yang tidak memiliki ketergantungan terhadap jumlah trafik pesawat dan penumpang, mengoptimalkan aset lahan tidak produktif untuk menunjang new business stream, serta diversifikasi pendapatan melalui digital monetizing dan optimalisasi anak perusahaan agar dapat menciptakan ekosistem bandara yang terintegrasi melalui aerocity, cargo village, amusement park, dan komponen lainnya.
Leave a Reply