Bandara Juanda Sediakan Toilet Portabel & Musala Khusus untuk Calon Jemaah Haji

Surabaya – Pihak PT Angkasa Pura (AP) I selaku pengelola Bandara Internasional Juanda menyediakan fasilitas berupa belasan unit toilet portable untuk memenuhi kebutuhan para calon jemaah haji embarkasi Surabaya pada Rabu (26/7). Toilet-toilet portabel tersebut diletakkan di airside Bandara Juanda, tidak terlalu jauh dari lokasi parkir bus.

“Kami wajib meningkatkan pelayanan bagi para tamu Allah itu sebaik-baiknya. Sementara kami siapkan 12 toilet portabel dulu,” kata General Manager PT Angkasa Pura (AP) I Cabang Juanda Surabaya, Yuwono, seperti dilansir Berita Satu.
Tak hanya toilet portabel, pihak AP I Juanda juga mempersiapkan musala khusus untuk para calon jemaah haji. Meskipun sudah ada musala permanen di Bandara Juanda, tetapi daya tampungnya masih sangat terbatas, oleh sebab itu AP I menyiapkan tempat khusus yang lebih memadai.
“Kami sebenarnya menyediakan Gate 11 dan 12 yang selama ini untuk Terminal Umrah. Namun pengalaman selama ini belum pernah dimanfaatkan. Solusinya adalah disediakan toilet portabel itu,” papar Yuwono.
Pengadaan toilet portable sendiri merupakan hasil koordinasi PT AP I dengan Kemenag Jatim, PPIH, dan berbagai pihak terkait. “Untuk urusan ke belakang itu, orang yang berusia sepuh sulit ditahan. Alhamdulillah usulan kami untuk toilet portable dipenuhi,” ungkap Sekretaris Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Sugianto.
Seluruh CJH Embarkasi Surabaya nantinya akan berangkat dari Asrama Haji Sukolilo dan langsung diterbangkan ke Tanah Suci. Mereka tidak melalui terminal keberangkatan internasional yang ada di Bandara Juanda, melainkan langsung menuju apron pesawat. Sementara itu pemeriksaan dokumen dan barang bawaan dilakukan sebelumnya di Asrama Haji Sukolilo.

Di samping itu, calon jemaah haji yang telah mendapatkan jadwal terbang diwajibkan untuk segera meninggalkan Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Walau ada keterlambatan penerbangan alias delay, para calon jemaah haji sudah tak dapat menunggu di Asrama Haji lagi lantaran asrama akan digunakan oleh kloter berikutnya. Jika memang terjadi delay, maka jemaah akan tetap menunggu di dalam bus. “Konsekuensinya, jika sampai ada keterlambatan keberangkatan, maka CJH harus tetap berada di bus,” tandas Sugiyanto.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*