
JAKARTA/SURABAYA – Seperti dikabarkan sebelumnya, Bandara Internasional Juanda mulai membuka pintu masuk kedatangan bagi pelaku perjalanan dari luar negeri (PPLN). Pembukaan pintu masuk tersebut bakal dilakukan secara bertahap, hanya melayani tiga penerbangan internasional per minggu dan cuma untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menjelaskan bahwa pada tahap awal, pembukaan Bandara Juanda akan menerima tiga penerbangan internasional setiap pekan. Kedatangan luar negeri juga hanya ditujukan untuk PMI alias TKI. “Sementara itu, evaluasi dilakukan setiap minggu, dan jika hasilnya baik, maka tidak menutup kemungkinan adanya penambahan jumlah penerbangan,” katanya, dilansir dari CNN Indonesia.
Ia melanjutkan, sejauh ini persiapan pembukaan Bandara Juanda berjalan dengan baik, begitu juga dengan tempat karantina bagi PPLN. Luhut meminta pengawasan dilakukan secara ketat sehingga tidak ada kebocoran. Selain itu, pihak terkait juga harus memastikan segala kebutuhan logistik wisma karantina dapat dipenuhi dan anggaran tersedia dengan cukup.
Sebelumnya, pada tanggal 20 Desember 2021 lalu, Luhut melalui channel YouTube Sekretariat Presiden menuturkan bahwa Kepala BNPB sudah menyatakan kesiapan Bandara Juanda sebagai pintu masuk baru bagi PPLN yang akan pulang ke Tanah Air. Untuk mengantisipasi melonjaknya PPLN yang tiba di Indonesia, pemerintah juga akan menyiapkan tempat atau wisma karantina baru agar kepulangan mereka tetap kondusif sesuai protokol yang ada.
Jika sebelumnya Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mematok paling tidak 1.500 kamar sebagai tempat karantina, kabar terbaru mengatakan Satgas Penanganan Covid-19 menyediakan tiga tempat untuk karantina terpusat PMI, pelajar, dan aparat sipil serta sejumlah hotel untuk pelaku perjalanan umum, dengan total 1.900 tempat tidur. “Secara bertahap bisa ditambah jika diperlukan,” terang Kasatgas Penanganan Covid-19, Letjen TNI Suharyanto, dikutip dari Bisnis.
Tempat karantina terpusat yang sudah disediakan meliputi Asrama Haji Sukolilo, Balai Diklat Kementerian Agama, Lembaga Penguji Mutu Pendidikan, dan sejumlah hotel. Di samping itu, untuk karantina pelaku perjalanan umum, juga telah disiapkan sejumlah hotel bintang 3 sampai bintang 5 yang sudah diverifikasi oleh Kementerian Kesehatan.
Leave a Reply