Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang mengunjungi Indonesia selama September 2017 mencapai angka 1,21 juta orang. Jumlah tersebut turun 13,67% dibandingkan bulan Agustus 2017 sebesar 1,4 juta orang.
“Dari bulan ke bulan turun karena peak season sudah habis, sehingga September ini jumlahnya turun menjadi 1,21 juta,” ungkap Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu (1/11), seperti dilansir Detik. Walau demikian, jika dibandingkan bulan September 2016, jumlah wisman ke Indonesia mencatat kenaikan 20,47%.
Dari 1,21 juta wisman yang ke Indonesia melalui 19 pintu utama termasuk Bandara Juanda sejumlah 1,06 juta meliputi turis reguler sebanyak 1,03 juta dan wisman khusus 22.926 orang. Sedangkan turis yang berasal dari luar 19 pintu utama hanya 150.008 orang, terdiri dari pos lintas batas sebanyak 109.445 dan sisanya sebanyak 40.563 kunjungan. “Ini karena seasonally, karena peak season-nya sudah habis. Jadi penurunan terjadi di hampir semua pintu masuk,” imbuh Suhariyanto.
Senada, jumlah kunjungan wisatawan asing ke Jawa Timur (Jatim) selama periode Januari-September 2017 mencapai 174.097 kunjungan, naik 12,17% dari periode yang sama tahun 2016 lalu yang hanya 155.210 kunjungan. Sedangkan pada bulan September mengalami penurunan 14,38% menjadi 22.575 kunjungan.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, secara umum pola kedatangan wisman selama Januari-September 2017 masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. “Dalam tiga tahun terakhir ini, kunjungan turis asing pada triwulan tiga cenderung lebih tinggi dibandingkan dua triwulan sebelumnya,” ungkap Teguh.
Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa wisman senang bepergian ke negara tropis yang lebih hangat saat negaranya sendiri sedang musim dingin. Oleh sebab itu pada bulan-bulan setelahnya (awal tahun) mereka justru pulang ke negara masing-masing. Dari sekian negara, ada 10 negara terbanyak yang mendominasi wisata ke Jatim. “Di antaranya Malaysia, Singapura, China, Thailand, Taiwan, Jepang, India, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Hongkong. Sepuluh negara tersebut berkontribusi 52,98% dari total kedatangan turis asing,” jelasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim, Jarianto menuturkan bahwa sebenarnya Jatim memiliki banyak potensi pariwisata yang tak kalah dengan provinsi lainnya. Misalnya saja sejumlah pantai di Malang selatan, Gili Labak dan Gili Iyang di Pulau Madura, dan Pegunungan Bromo. “Sejauh ini turis asing hanya mengenal Bromo. Makanya kami terus mempromosikan wisata alam lain di Jatim yang tidak kalah menariknya. Kami sangat mendukung para investor yang berupaya memajukan industri pariwisata di Jatim,” ucap Jarianto.
Leave a Reply