Pertamina Digitalisasi Refuelling Avtur di 8 DPPU

Pengisian avtur pada pesawat - pikiran-rakyat.com
Pengisian avtur pada pesawat - pikiran-rakyat.com

Jakarta – Pertamina Patra Niaga akan melakukan digitalisasi proses refuelling avtur Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) sejumlah bandara besar di Indonesia. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan kualitas pelayanan seiring dengan meningkatnya kebutuhan bahan bakar.

Menurut Direktur Pemasaran Korporat PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, sebelumnya proses refueling di DPPU dilakukan secara manual. Mulai dari pencatatan, penjadwalan, dan verifikasi volume pengisian Avtur. “Jadi memungkinkan adanya potensi human error. Dengan adanya digitalisasi, harapannya ada integrasi data dalam setiap proses refuelling,” jelas Riva.

Lebih lanjut Riva mengatakan, pada akhir tahun 2020 lalu Pertamina telah berhasil mengimplementasikan digitalisasi refueling, yaitu dengan sistem Digital Ground Operation (DGO) yang digunakan di DPPU Soekarno-Hatta Jakarta, dan Pertamina Aviation Fuel Delivery Management (PADMA) yang digunakan di DPPU Sepinggan Balikpapan.

Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina, Pertamina Patra Niaga kini telah resmi mengoperasikan dan memperbanyak DPPU yang mengimplementasikan sistem digitalisasi DGO dan PADMA untuk mendukung proses refuelling.

Adapun untuk DGO akan mulai diimplementasikan di 3 DPPU, antara lain Bandara Hasanuddin Makassar, Ngurah Rai Bali, dan Juanda Surabaya. Sedangkan untuk PADMA akan mulai digunakan di 5 DPPU, yaitu Halim Perdanakusuma Jakarta, Kualanamu Medan, Hang Nadim Batam, Supadio Pontianak, dan Minangkabau Padang.

“Implementasi DGO dan PADMA pada bandara-bandara ini bertujuan untuk memaksimalkan layanan pengisian refuelling pada maskapai mengingat 78 persen volume penyaluran Avtur Pertamina dilakukan di total 10 bandara ini. Jadi kami harus memastikan layanan yang Pertamina Patra Niaga berikan benar-benar yang terbaik,” jelasnya.

Secara umum tak banyak perbedaan antara sistem DGO dan PADMA. DGO saat ini bisa dikatakan lebih lengkap dengan 23 fitur yang terintegrasi, mulai dari penjadwalan refuelling, penugasan operator, monitoring proses refuelling secara real time, proses verifikasi, dan pembayaran, proses laporan, serta data pelanggan. Untuk PADMA sendiri merupakan bentuk inovasi internal Pertamina yang sekarang mempunyai 13 fitur yang fungsinya sama seperti DGO.

“Perbedaan mendasarnya, DGO ini secara penuh automasi dan terintegrasi, PADMA masih ada perlu input data sebelum benar-benar terintegrasi. Untuk memaksimalkan program digitalisasi, ke depan PADMA akan terus kami kembangkan fitur dan fungsinya, setelah itu baru kami lakukan penggunaan digitalisasi refuelling di DPPU lainnya secara bertahap,” tandas Riva.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*