Hong Kong – PT Angkasa Pura (AP) I saat ini bukan hanya ingin mengedepankan urusan keamanan dan kenyamanan penumpang di bandara-bandara yang berada di bawah pengelolaannya, tetapi juga berupaya untuk mendorong supaya bandara-bandaranya mempunyai sistem pengelolaan lingkungan yang baik.
Menurut Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT AP I Devi Suradji, bandara di Indonesia sekarang ini masih belum sepenuhnya menerapkan prinsip ramah lingkungan. “Jadi sensitif itu. Apa yang tampak bersih, belum tentu environment friendly. Apa yang nampak hijau, belum tentu sustainable,” kata Devi di Bandara Internasional Hong Kong, Kamis (21/9), seperti dilansir Kompas.
Lebih lanjut Devi menjelaskan jika saat ini sudah ada bandara di Indonesia yang menerapkan konsep go green seperti Bandara Adi Soemarmo Surakarta (Solo) dan Bandara Internasional Juanda Surabaya. Akan tetapi menerapkan komitmen terhadap keberlangsungan lingkungan ternyata menurut Devi bukanlah hal yang mudah.
Penerapan sistem ramah lingkungan bukan sebatas mengurangi pemanasan global. Pasalnya polusi cakupan jenisnya sangat bermacam-macam, mulai dari polusi udara, polusi suara, maupun sampah. “Jenisnya macam-macam, mulai dari air, energi, limbah. Ini harus diukur dengan baik,” papar Devi.
Oleh sebab itu perlu dilakukan reformasi di bandara bukan hanya sebatas pembuangan bahan bakar pesawat, tetapi juga hal-hal kecil seperti meniadakan kantung plastik untuk membawa belanjaan atau makanan. Hal-hal semacam itu rupanya telah diterapkan secara bertahan di bandara-bandara PT AP I meski menghilangkan penggunaan plastik secara menyeluruh masih sangat sulit. “Teman-teman bisa bikin penggunaan plastik berbayar, tapi buat wrapping bagaimana? Padahal itu buat security-nya kan. Kalau dihilangkan, larinya ke masalah service juga,” sambung Devi.
Demi mengupayakan bandara berbasis ramah lingkungan, AP I pun menerima tawaran Airports Council International (ACI) Asia Pacific untuk membantu dari segi lingkungan serta aktif dalam komite dunia milik ACI. “Fungsinya bergabung di komite, kita bisa menyuarakan kebutuhan kita. Karena karakter demografi dan geografi berbeda tiap negara,” tuturnya.
Pihak ACI sendiri menunjuk Bandara Adi Soemarmo Solo untuk menjadi bagian dari proyek percontohan pengembangan bandara ramah lingkungan di dunia. “Saat ACI datang ke Solo, kami selayaknya mendapatkan konsultasi. Apa yang belum kami terapkan dan apa yang sudah kami terapkan. Apa juga sudah advance (lebih dulu) kami terapkan. ACI juga mendapat masukan dari pengembangan Bandara Adi Soemarmo,” paparnya.
Sementara itu, PT AP I kini masih menunggu rekomendasi lengkap dari ACI untuk pengembangan bandara ramah lingkungan. “Bandara di Solo sudah dievaluasi selama tujuh hari. Kita sedang menunggu rekomendasi dari mereka,” tandasnya.
Leave a Reply