Surabaya – Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V memperkirakan akan ada peningkatan konsumsi avtur atau bahan bakar pesawat di Jawa Timur selama masa angkutan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru) hingga 4% atau 4.070 kiloliter (KL) dibanding periode yang sama tahun 2017-2018 lalu sebesar 3.900 KL.
Naiknya konsumsi avtur itu disebabkan karena tingginya aktivitas penerbangan ketika liburan Natal dan Tahun Baru. “Peningkatan kebutuhan avtur tertinggi kami prediksi terjadi tanggal 21 Desember 2018 dan pada tanggal 28 Desember 2018,” ujar General Manager Pertamina Marketing Operation Region V Ibnu Chouldum di Surabaya, Kamis (20/12), seperti dilansir Antara.
Lebih lanjut Ibnu menjelaskan, untuk mengantisipasi kenaikan konsumsi avtur tersebut, pihak Pertamina MOR V mempersiapkan armada pengisian avtur ke pesawat di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Juanda Surabaya sebanyak 10 refueller dan 6 hydrant dispenser serta di DPPU Ngurah Rai Bali 6 refueller dan 6 hydrant dispenser.
“Kami juga menyiapkan beberapa langkah antisipatif yang dilakukan oleh tim aviasi, yakni memastikan ketersediaan stok avtur di Terminal BBM, serta menjaga stok avtur di 13 DPPU di wilayah MOR V. Selain itu, tim juga diminta selalu memastikan kesiapan dan kehandalan sarana dan fasilitas di seluruh unit operasi Pertamina MOR V, serta pola suplai reguler, alternative, dan emergency,” ungkap Ibnu.
Tim Satuan Tugas (Satgas) yang mendukung kelancaran penyaluran selama Nataru ini akan ditugaskan mulai tanggal 18 Desember 2018 sampai 8 Januari 2019 mendatang. “Untuk tim satgas ini akan berperan khusus dalam memantau dan mengkoordinasikan penyaluran bahan BBM dan LPG, mulai dari penguatan stok, kelancaran distribusi di jalan raya, hingga pemantauan kondisi di lapangan, sehingga ketersediaan BBM dan LPG di masyarakat dapat terpenuhi,” ungkap Ibnu.
“Kami selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di bahan bakar. Dan kami minta masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam upaya peningkatan pelayanan dengan melaporkan apabila terjadi kendala dan hambatan distribusi,” sambung Ibnu.
Leave a Reply