Tiket Pesawat untuk Mudik Lebaran 2019 Diklaim Lebih Murah dari Tahun Lalu

Jakarta – Tingginya harga tiket pesawat sampai saat ini masih menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat. Akan tetapi, pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sendiri mengklaim bahwa harga tiket pesawat pada periode Lebaran 2019 lebih rendah dibanding tahun 2018 lalu.

Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti, kondisi ini salah satunya dapat dilihat dari harga tiket pesawat Jakarta-Surabaya yang rata-rata turun 7,8% dan rute Jakarta-Medan yang rata-rata juga turun 5% untuk semua maskapai sepanjang periode Lebaran belum lama ini.

Penurunan itu salah satunya disebabkan karena revisi Tarif Batas Atas (TBA) yang tercantum dalam Keputusan Menteri (KM) 106 tahun 2019 tentang Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Dalam Negeri. Akan tetapi, untuk pembelian tiket pesawat sebelum revisi batas atas, harga tiket terendah yang dijual saat Lebaran naik antara 16-79,5%, dengan kenaikan rata-rata sebesar 34,2% sampai 60,7% apabila dibandingkan dengan harga tiket terendah saat Lebaran 2018.

“Biasanya pada saat Lebaran airlines (maskapai) menerapkan harga paling tinggi sehingga ada penurunan harga tiket,” ujar Polana di Jakarta, Jumat (14/6), seperti dilansir CNN Indonesia. Akan tetapi ia juga mengakui bahwa penurunan harga ini tak lantas dapat memicu minat pemudik untuk menggunakan pesawat selama arus mudik dan balik Lebaran 2019. Pasalnya, meski harga tiket pesawat turun dibanding tahun lalu, penumpang yang menggunakan angkutan udara justru turun.

Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio berpendapat jika kini sudah saatnya terjadi penyesuaian harga tiket pesawat yang dulunya murah, naik sampai 70%. Menurutnya harga tiket yang berlaku sekarang ini telah memperhitungkan berbagai aspek, mulai dari keselamatan penumpang sampai pelatihan pilot berkala selama 6 bulan. “Jadi ini saatnya semua biaya transportasi menyesuaikan. Memang begitulah di seluruh dunia, isu ini sudah selesai, tapi ada yang belum move on,” ujar Agus.

Lebih lanjut Agus mengatakan, 2 komponen dalam bisnis penerbangan, yakni harga avtur dan kurs rupiah memang sedang bergerak tinggi, sehingga mendorong harga tiket pesawat ikut melambung. “Karena memang kursnya mahal, Menteri Koordinator yang mengurusnya juga pusing,” pungkasnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*