Mulai 26 Januari 2022, PMI Bakal Masuk Lewat Bandara Juanda

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa

Sumenep – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur melakukan sejumlah kesiapan sehubungan dengan kebijakan baru masuknya Pekerja Migran Indonesia (PMI). Mulai pekan depan, Bandara Internasional Juanda, Surabaya dijadwalkan kembali dibuka untuk melayani kedatangan para PMI yang pulang dari luar negeri.

“Mulai tanggal 26 Januari 2022 ini pekerja migran Jatim sudah mulai masuk dari Juanda. Kalau sekarang pekerja migran lewat Bandara Soekarno-Hatta, tapi bahwa mulai tanggal 26 nanti akan masuk lewat Juanda. Ini kita harus siapkan dengan sangat serius,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Selasa (18/1), seperti dilansir Tribunnews.

Pihak Pemprov Jatim pun mulai mempersiapkan berbagai strategi pengamanan dan penanganan guna mencegah penyebaran Covid-19 varian Omicron ke Jawa Timur. Khofifah menegaskan jika upaya dan strategi pengamanan sudah dirancang sejak akhir tahun 2021 lalu.

Khofifah bersama Kepala BNPB dan Menteri Perhubungan telah berkoordinasi sekaligus meninjau langsung Bandara Juanda hingga ke tempat-tempat yang rencananya dijadikan sebagai lokasi karantina bagi PMI yang datang dari luar negeri. “Kami sudah cek lapangan dari mulai airport, dan tempat-tempat karantina. Ada 33 hotel disiapkan (untuk tempat karantina), lalu ada asrama haji, ada tempat Badan Diklat Kemenag, juga LPMP, kita sudah tinjau masing-masing unit untuk karantinanya,” tuturnya.

Skenario penanganan pun sudah disiapkan apabila ada yang diketahui positif Covid-19. Begitu PMI turun dari pesawat, mereka akan langsung menjalani tes PCR. Apabila ada yang memiliki gejala sedang sampai berat, maka sudah disiapkan rumah sakit sebagai rujukan utama, yakni RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Pemerintah pun memprediksi akan ada lonjakan kasus Covid-19 pada pertengahan bulan Februari 2022 mendatang. “Kita sudah koordinasi agar tempat-tempat isolasi terpusat (isoter) kembali diaktivasi termasuk dengan nakes dan segala alatnya. Sehingga misalnya jika ada lonjakan covid-19 seperti tahun lalu kita sudah siap,” bebernya.

Khofifah berharap agar kasus kelangkaan oksigen seperti tahun lalu tidak terjadi lagi. “Alhamdulillah sekarang sudah banyak oksigen konsentrator. Tinggal dicolokkan arus listrik maka akan langsung mengisi oksigen dengan sendirinya. Maka kita harus cek kembali di setiap layanan untuk pasien covid-19 harus punya oksigen konstentrator,” tutupnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*