
Jakarta – Pemerintah berupaya untuk memperkuat kerja sama dengan Asosiasi Perusahaan Penerbangan Internasional/International Air Transport Association (IATA). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta maskapai asing untuk menambah jalur penerbangan ke bandara internasional di Indonesia, baik penerbangan penumpang maupun barang.
“Kolaborasi dengan IATA selama ini sudah berjalan dengan baik, ke depannya akan terus diperkuat dalam upaya bersama memulihkan industri penerbangan yang mulai bangkit dari pandemi Covid -19,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Selasa (5/9), seperti dilansir dari CNBC Indonesia.
Setidaknya terdapat beberapa bandar udara internasional yang disinggung, seperti Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Kertajati (penerbangan umrah dan kargo), Bandara Juanda, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara Hang Nadim, Bandara Sam Ratulangi, Bandara Zainuddin Abdul Majid, Bandara Kualanamu, Bandara Hasanuddin, Bandara Yogyakarta, Bandara Sultan Iskandar Muda, Bandara Minangkabau, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Bandara Sultan Syarif Kasim II, hingga Bandara Sentani.
Lebih lanjut Menhub Budi memaparkan, selama ini ada beberapa kerja sama yang dilakukan dengan IATA. Misalnya saja mengenai kelestarian lingkungan di sektor penerbangan, penguatan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan, pelatihan khusus terkait pengelolaan bisnis di sektor penerbangan, dan lain-lain.
“Ke depan kami meminta IATA untuk bisa memberikan kuliah umum kepada para taruna-taruni sekolah penerbangan di lingkungan Kemenhub. Hal ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan para taruna-taruni tentang bisnis penerbangan,” jelas Budi Karya.
Pada kesempatan yang sama, Regional Vice President IATA Philip Goh menyampaikan bahwa pihaknya akan terus memperkuat kerja sama dengan pemerintah Indonesia. Ia juga menginformasikan data penerbangan global, di mana momentum pemulihan lalu lintas penerbangan global mulai menguat.
Menurut data IATA pada Juni 2022, lalu lintas penerbangan domestik maupun internasional telah mencapai rata-rata 70% apabila dibandingkan masa sebelum pandemi (2019). Dengan rincian lalu lintas penerbangan domestik mencapai 81% dan lalu lintas penerbangan internasional sebanyak 65%.
IATA juga menuturkan, pemulihan sektor penerbangan di kawasan Asia Pasifik dapat berlangsung cepat, tetapi masih terhambat oleh sejumlah hal, seperti kurangnya kapasitas pesawat dan sumber daya manusia akibat dampak pandemi Covid-19. Rupanya masalah itu dialami sejumlah negara, di mana permintaan penerbangan terus meningkat melebihi kapasitas kursi yang tersedia.
Leave a Reply