SURABAYA – Maskapai Sriwijaya Air berencana menambah frekuensi penerbangan rute Surabaya-Denpasar PP yang menghubungkan Bandara Internasional Juanda dengan Bandara Internasional Ngurah Rai pada tanggal 30 Oktober 2017 mendatang. Di tanggal yang sama, perusahaan ini juga dijadwalkan membuka rute penerbangan Surabaya-Pangkalan Bun melalui anak usahanya, NAM Air.
Untuk penambahan frekuensi penerbangan Surabaya-Denpasar, akan dilayani oleh Sriwijaya Air dengan menggunakan pesawat Boeing B737-800 NG. Pesawat berangkat dari Surabaya pada pukul 18.50 WIB dan dijadwalkan tiba di Denpasar pada pukul 20.50 WITA. Sementara, rute sebaliknya berangkat pada pukul 21.35 WITA dan tiba di Kota Pahlawan pada pukul 21.50 WIB.
Dengan penambahan frekuensi ini, rute penerbangan Surabaya-Denpasar PP yang dilayani Sriwijaya Air Group kini menjadi dua kali per hari. Sebelumnya, maskapai NAM Air telah melayani rute dari ibukota Jawa Timur menuju ibukota Bali tersebut satu kali per hari pulang-pergi.
Di samping penambahan frekuensi penerbangan, NAM Air juga berencana membuka rute baru yang menghubungkan Surabaya dengan Pangkalan Bun di tanggal yang sama. Penerbangan dari Surabaya akan bertolak pada pukul 13.30 WIB dan tiba di Pangkalan Bun pada pukul 14.45 WIB. Sementara, rute sebaliknya berangkat pada pukul 11.30 WIB dan tiba di Surabaya pukul 12.45 WIB.
“Untuk rute Pangkalan Bun-Surabaya, bakal diterbangi NAM Air mulai 30 Oktober mendatang. Bahkan, penerbangan ini sudah terjadwal dan pembelian tiket sudah bisa dilakukan,” jelas Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kobar, Petrus Rinda. “Dengan masuknya NAM Air di rute ini, bisa menambah pelayanan terhadap masyarakat Kobar.”
Sebelumnya, rute penerbangan Surabaya-Pangkalan Bun sempat dilayani oleh maskapai Kalstar Aviation. Namun, karena pihak maskapai dikabarkan mengalami masalah keuangan, maka rute ini untuk sementara waktu ditutup. “Diharapkan, pembekuan Kalstar Aviation bisa segera dicabut dan bisa menerbangi rute yang lam,” imbuh Petrus.
“Saya rasa, Bandara Iskandar di Pangkalan Bun sudah mampu untuk menambah maskapai baru, karena jadwalnya belum terlalu padat,” sambung Petrus. “Hanya saja, jika menambah maskapai, apron bandara harus ditambah lagi agar bisa menampung pesawat.”
Leave a Reply