Jakarta – Maskapai Garuda Indonesia menyatakan kesiapannya untuk menguasai pasar perjalanan umrah di Tanah Air. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperluas rute penerbangan umrah dari berbagai kota besar yang ada di Indonesia. Terlebih karena Garuda menjadi satu-satunya maskapai yang berpengalaman melayani perjalanan haji.
“Yang sudah punya pengalaman haji di domestik cuma Garuda. Kita sudah 60 tahun terbangkan haji dan umrah kita akan tingkatkan karena memang kami dapat komplain yang cukup besar bahwa mayoritas perjalanan umrah ini sekarang tidak lagi dikuasai oleh Garuda,” ungkap Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra, Selasa (28/6), seperti dilansir dari CNN Indonesia.
Langkah perluasan penerbangan umrah dari kota-kota besar tersebut dilakukan supaya para calon jemaah tak perlu lagi transit ke Jakarta. Dengan demikian, Garuda Indonesia diharapkan menjadi maskapai pilihan jemaah yang hendak melaksanakan ibadah umrah ke Tanah Suci.
Pada permulaan, akan ada 2 kota baru yang dibuka penerbangan langsung untuk jemaah umrah, yaitu dari Makassar dan Surabaya (via Bandara Juanda). Kemudian, layanan penerbangan langsung untuk umroh ini juga akan diperluas ke kota-kota besar lainnya. “Kita buka penerbangan umrah dari Makassar, dari Surabaya, ke depan kita akan tambahkan lagi beberapa penerbangan umrah langsung dari kota-kota besar,” papar Irfan.
Pihak Garuda Indonesia juga akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Agama agar dapat menerbangkan lebih banyak jemaah umrah. Misalnya dengan mendorong calon jemaah haji yang masih menunggu giliran terbang untuk terlebih dahulu melaksanakan umrah.
Tak hanya Garuda, maskapai Citilink juga akan fokus memperluas rute penerbangan di dalam negeri meski tetap melayani penerbangan internasional. “Kita fokus domestik tapi kita juga tetap melayani internasional,” ujarnya.
Rute penerbangan akan diperluas khususnya ke destinasi yang populer di masyarakat. Selain Bali, maskapai Citilink akan menyasar lebih luas ke daerah timur Indonesia, seperti Maluku dan Papua. “Yang sedang kita diskusikan terus menerus tetapi memiliki sedikit keterbatasan adalah menghubungkan barat dan timur. Jadi ada diskusi cukup mendalam untuk lebih memperbanyak rute ke timur,” tutupnya.
Leave a Reply