
SAMPIT – Jadwal penerbangan menuju Sampit, baik dari Jakarta maupun Surabaya, saat ini menjadi tidak menentu lantaran ada kebijakan wajib melakukan tes PCR bagi penumpang pesawat. Sejak Juni 2021 kemarin hingga saat ini, dua maskapai yang melayani rute tersebut, NAM air dan Citilink, sering tidak beroperasi atau membatalkan penerbangan karena jumlah penumpang yang minim.
“Saya kurang tahu persis apa yang membuat jadwal penerbangan sering di-cancel,” papar Kepala Seksi Pelayanan dan Kerjasama Bandara Haji Asan Sampit, Andi Mukhari, dilansir dari Radar Sampit. “Kemungkinan karena keterbatasan armada atau karena penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membuat jumlah penumpang sedikit dan ragu-ragu untuk melakukan perjalanan.”
Saat ini, ada dua maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Haji Asan Sampit, yakni National Aviation Management Air (NAM Air) tipe pesawat Boeing dengan kapasitas 120 seat dan Citilink tipe pesawat ATR dengan kapasitas 70 seat, yang melayani rute Sampit-Jakarta PP dan Sampit- Surabaya PP. Namun, sejak Juni lalu hingga sekarang, jadwal penerbangan tidak menentu.
“Jadwal penerbangan NAM Air Selasa-Kamis-Sabtu. Namun, hampir dua bulan terakhir NAM Air tidak beroperasi dan baru beroperasi lagi September ini,” sambung Andi. “Untuk Citilink, memang melayani setiap hari, tetapi tergantung jumlah penumpang. Kalau sedikit, mereka tunda sampai jumlah penumpang terpenuhi sesuai batas kapasitas yang diatur pemerintah.”
Seperti diketahui, Citilink menambah rute ke kawasan timur Indonesia dengan melakukan penerbangan perdana untuk jalur baru Surabaya-Sampit PP dan Surabaya-Pangkalan Bun PP per 9 Juli 2021 kemarin. Penerbangan rute Surabaya-Sampit dan Surabaya-Pangkalan Bun ini beroperasi setiap hari dengan menggunakan pesawat ATR 72-600 dengan jadwal penerbangan Surabaya-Pangkalan Bun pukul 07.40 WIB, sedangkan jadwal rute Surabaya-Sampit pukul 11.50 WIB.
Andi menambahkan, jumlah penumpang yang tiba di Bandara Haji Asan Sampit umumnya terisi sesuai ketentuan. Namun, jumlah penumpang yang berangkat dari Sampit menurun. “Saya mendengar keluhan dari masyarakat dan pihak maskapai pesawat. Penumpang dari Sampit tidak begitu banyak, karena keterbatasan layanan fasilitas tempat pemeriksaan PCR yang hanya tersedia di RSUD dr. Murjani Sampit,” pungkas Andi.
Leave a Reply