
Jakarta – Pemerintah Arab Saudi sudah membuka lagi pintu untuk jemaah umrah asal Indonesia, seiring dengan semakin membaiknya penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri. Pembukaan kembali akses ibadah umroh untuk jamaah Indonesia telah diumumkan oleh pemerintah Arab Saudi pada Kedutaan Arab Saudi di Jakarta lewat nota diplomatik tertanggal 8 Oktober 2021.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) berupaya untuk terus mematangkan proses persiapan penyelenggaraan ibadah umrah 1443 Hijriah. Persiapan-persiapan yang dilakukan meliputi pembukaan akses data sertifikat vaksin jemaah umrah dalam aplikasi PeduliLindungi, serta integrasi aplikasi Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Siskopatuh) dengan aplikasi PeduliLindungi.
Kedua hal ini dibahas bersama oleh Tim Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus, Sistem Informasi Haji dan Umrah (Sihdu), Pusat Data dan Informasi Kemenkes, serta tim Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes. Menurut Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nur Arifin, integrasi Siskopatuh dan PeduliLindungi dibutuhkan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan informasi data dalam sistem aplikasi yang dikembangkan Arab Saudi.
“Saudi membutuhkan data jamaah umrah, baik yang terkait kesehatan maupun pemaketan layanan umrah. Sehingga perlu ada upaya integrasi data dalam Peduli Lindungi dan Siskopatuh,” katanya, Jumat (15/10), seperti dilansir Radarbanyumas.
Data Siskopatuh tersebut akan memuat informasi perihal penyelenggaraan ibadah umrah, seperti nama jemaah, tanggal lahir, nomor paspor, PPIU, dan paket layanan umrah. Sedangkan data PeduliLindungi meliputi data kesehatan, khususnya vaksin dan hasil PCR. “Kedua sistem ini dalam proses integrasi agar bisa ditampilkan saat diakses melalui QR Code,” jelas Arifin.
Kasubdit Sihdu Hasan Affandi mengungkapkan, terdapat 3 opsi yang didiskusikan terkait skema penggunaan QR Code. Pertama, QR Code Peduli Lindungi dicetak lalu ditempel di kartu umrah. “Kendalanya, ada potensi salah tempel QR Code jamaah. Jika itu terjadi, maka data yang muncul akan berbeda dengan dokumen jamaah. Model ini digunakan oleh jamaah asal Nigeria,” katanya.
Kedua, QR Code Siskopatuh ditempel di kartu vaksin jemaah yang telah dicetak. Pada opsi ini, jemaah harus mencetak kartu vaksin, model ini pun dipakai oleh jemaah asal Qatar dan Bangladesh. “Opsi ketiga, kita siapkan QR Code tunggal di kartu umrah. QR Code itu akan menampilkan data kesehatan sekaligus data layanan umrah jemaah,” pungkasnya.
Leave a Reply