Tak Pengaruhi Penerbangan, Ini Jadwal Hari Tanpa Bayangan di Jatim

Fenomena hari tanpa bayangan
Fenomena hari tanpa bayangan - www.malangtimes.com

Surabaya – Fenomena Hari Tanpa Bayangan ternyata juga terjadi di 6 daerah yang berada di kawasan Jawa Timur. Hari Tanpa Bayangan ini kabarnya berlangsung selama 5 hari, yakni mulai Jumat (11/10) hingga Selasa (15/10).

Menurut Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto, wilayah di Jatim yang pertama kali mengalami fenomena alam ini adalah Kabupaten Sumenep. “Setelah itu bergeser ke Bangkalan dan Tuban. Baru keesokan harinya ke wilayah Pamekasan, Surabaya dan Sidoarjo,” papar Teguh, Jumat (11/10), seperti dilansir Tribunnews.

Lebih lanjut Teguh mengungkapkan, di wilayah Surabaya dan Sidoarjo sendiri fenomena Hari Tanpa Bayangan tersebut diperkirakan terjadi pada jam 11.15 WIB. “Nantinya untuk wilayah yang terakhir kali mengalami hari tanpa bayangan adalah Kabupaten Banyuwangi. Fenomena rutin tahunan tersebut dapat dirasakan masyarakat Banyuwangi pada pukul 11.08 WIB,” jelas Teguh.

Oleh sebab itu, Teguh mengimbau masyarakat Jatim yang memang penasaran terhadap fenomena itu supaya memperhatikan jadwal atau waktu berlangsungnya Hari Tanpa Bayangan. Pasalnya, fenomena itu kabarnya berlangsung sangat singkat, hanya sekitar 2-3 menit saja.

“Cara untuk mengetahuinya sangat mudah yaitu cukup berdiri di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung. Namun tetap harus berhati-hati karena cuacanya cukup panas sehingga perlu menyiapkan air minum yang banyak agar tidak dehidrasi,” papar Teguh.

Teguh juga menuturkan jika fenomena Hari Tanpa Bayangan ini tak akan membawa dampak untuk penerbangan yang berlangsung di Bandara Internasional Juanda atau pelayaran. “Mungkin dampak yang dirasakan cuma lebih panas saja dari hari biasa. Kemungkinan mengalami kenaikan suhu hanya setengah derajat celcius saja dari yang biasanya sekitar 35 derajat celcius,” ujar Teguh.

“Akan tetapi sedikit imbauan yang bisa kami sampaikan, karena posisi matahari paling tinggi di atas langit akan tepat beras di atas kepala pengamat, perlu diwaspadai potensi peningkatan suhu sekitar 0,5-1 derajat celsius dari normalnya yang berpotensi menyebabkan dehidrasi. Tetap menjaga kondisi dengan asupan air yang cukup bagi tubuh,” tandas Teguh.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*