JAKARTA – PT Angkasa Pura II akan melakukan program Asset Recycling di lima bandara yang mereka kelola, salah satunya Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang terletak di Tangerang. Program tersebut dijalankan untuk menghadirkan nilai tambah (unlock value creation) di pelabuhan udara, yang mencakup aset greenfield dan brownfield.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, menyampaikan rencana tersebut ketika hadir dalam ‘Conference on Strategic Projects (PSN): Sustainable Infrastructure Towards Indonesia Emas 2045’ pada tema ‘How The Private Sector can Unlock Value Creation on Existing Infrastructure?’ beberapa waktu lalu. Aset greenfield adalah aset yang belum memiliki alat produksi, misalnya tanah/lahan kosong yang ada di kawasan bandara. Sementara itu, aset brownfield adalah aset yang sudah memiliki alat produksi, semisal gedung terminal penumpang pesawat di bandara.
“Asset Recycling yang dijalankan Angkasa Pura II adalah memanfaatkan aset eksisting untuk membangun aset baru guna mengoptimalkan kinerja bandara, memperkuat konektivitas penerbangan, dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis,” papar Awaluddin. “Saat ini, ada lima bandara Angkasa Pura II yang memiliki potensi untuk diterapkan program Asset Recycling.”
Selain Bandara Soekarno-Hatta, ada Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang, Bandara Minangkabau di Padang, Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru, dan Bandara Supadio di Pontianak. Khusus Bandara Soekarno-Hatta, asset recycling dilakukan untuk revitalisasi dan pengembangan Terminal 1, 2, dan 3. Selain itu, aset tanah dimanfaatkan untuk pembangunan Terminal 4 pada 2025 hingga 2027 dan Cargo Village.
“Tujuan dari Asset Recycling di Bandara Soekarno-Hatta adalah peningkatan kapasitas sehingga Bandara Soekarno-Hatta bisa melayani 120 juta penumpang per tahun dan mengakomodasi,5 juta hingga 2,2 juta ton angkutan atau penerbangan kargo,” sambung Awaluddin. “Selain itu, passenger experience juga meningkat sejalan dengan pengembangan fasilitas layanan.”
Implementasi Asset Recycling di lima bandara tersebut, tambah Awaluddin, direncanakan dengan menggunakan skema kemitraan strategis antara Angkasa Pura II dengan mitra. Untuk Bandara Soekarno-Hatta, dilakukan kemitraan strategis antara perseroan dengan Indonesia Investment Authority (INA). Sebelumnya, kemitraan strategis sudah dijalankan perusahaan bersama mitra di Bandara Kualanamu.